
Sobat www.wahyudismt.com di tahun baru 1435 Hijruyah ini sudah saatya kita menintrospeksi diri.Hidup ini semakin hari semakin berkurang pula umur kita,kesehatan kita maka sudah selayaknya kita kita menyipkan bekal kita menghadap sang majikan kita,yaitu Allah SWT.Kesempatan yang Allah telah berikan selama ini mungkin harus kita evaluasi.Sudahkah kita syukuri?sudahkah kita menggunakan nikmat untuk beribadah pada-Nya.Sobat mari kita renungkan tahun baru 1435 H ini.Apa saja yang kita evaluasi?
1.Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada.
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada.
Umur yang kita
hitung pada diri kita seringkali kita tetapkan berdasarkan hitungan kalender
Masehi. Dan hitungan atau jumlah usia kita tentu akan lebih sedikit bila
dibandingkan dengan hitungan yang mengacu pada kalender hijriyah. Sementara,
lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang
kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia
63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur
kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak
apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan
untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan
perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.
2.Amal kita
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).
3.Evaluasi Relasi kita
Ada tiga dimensi. Individual, Sosial dan Vertikal. Kalau
kita berfikir tentang diri kita, kaitannya relasi diri sendiri, maka yang
terpenting kuncinya adalah sehat. Usahakan diri ini sehat. Karena dengan sehat
adalah modal segalanya. ”Sehat adalah nikmat yang tertinggi dalam hidup ini,
tidak ada yang tahu kecuali orang sakit”. Kita yang dalam kondisi sehat ini
tidak terasa kalau sehat itu nikmat, tetapi orang yang sakitlah yang tahu
bagaimana nikmatnya sehat. Kemudian relasi sosial, kuncinya adalah
kemaslahatan. Relasi vertika kepada Allah SWT, kuncinya adalah taat. Apapun
yang kita lakukan kita dasari hati yang taat dan ikhlas karena Allah SWT. Jadi
dalam kehidupan ini yang terpenting adalah dari ketiga dimensi itu perhitungan
kita yang serba akhirat. Dunia ini lahan, dan sesungguhnya orang yang pandai
mengatur hati, tidak ada kehidupan yang dimensinya hanya duniawi, tetapi bisa
diukhrowikan. Jadi semua bisa bernilai ukhroei walaupun berbentuk duniawi.
Sehingga kehidupan dunia kita serba bernilai ibadah.
Mari Doa’ awal tahun hijriyah ini:
Wahai
Tuhan, Engkaulah yang kekal abadi, yang qadim. yang awal dan ke atas
kelebihanMu yang besar dan kemurahanMu yang melimpah dan ini adalah tahun baru
yang telah muncul di hadapan kami.
Kami
memohon pemeliharaan dariMu di sepanjang tahun ini dari syaitan dan
pembantu-pembantunya dan tentera-tenteranya dan juga pertolongan terhadap diri
yang diperintahkan melakukan kejahatan dan usaha yang mendekatkanku kepadaMu
Wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia.
Wahai
Tuhan Yang Maha pengasih dari mereka yang mengasihi dan Allah berselawat ke
atas penghulu kami Muhammad. Nabi yang ummi dan ke atas ahli keluarga dan
sahabat-sahabatnya dan kesejahteraan ke atas mereka.
Amin ya rabbal alamin
Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh
Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunany-Nya,
amin ya rabbal ‘alamin.