Jumat, 31 Mei 2013

"Abu Bakar As Sidiq" kisah teladan dari WAHYUDISMT

Auf bin Malik menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda, ''Pemimpin-pemimpinmu yang terbaik adalah mereka yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, kalian senantiasa memohonkan rahmat buat mereka dan mereka senantiasa memohonkan rahmat buat kalian. Pemimpin-pemimpinmu yang terjahat adalah mereka yang kalian benci dan mereka membenci kalian, kalian mengutuk mereka dan mereka mengutuk kalian.'' (HR Muslim)

Suatu ketika istri Abu Bakar Sidiq minta manisan. Beliau tidak punya uang lebih untuk membelinya. Namun, istrinya punya uang beberapa dirham hasil menabungan selama dua minggu, yang kemudian diberikan kepada Abu bakar untuk membeli manisan. Ketika melihat uang itu, Abu Bakar menyatakan kepada istrinya bahwa tabungan itu telah membuatnya mengambil uang melebihi dari jumlah yang mereka butuhkan. Oleh karena itu, uang itu dikembalikan ke Baitul Mal (kas negara). Betapa beliau itu hati-hati sehingga tidak terjebak memakan uang masyarakat.

Abu Bakar sangat mengutamakan kesederhanaan. Suatu ketika beliau menasihati Khalid bin Walid, sang panglima perang, ''Cobalah jauhi kemegahan karena kemegahan itu akan mengejar Anda. Carilah kematian, maka kehidupan akan diberikan kepada Anda.'' Kalimat ini tidak sekadar pemanis bibir, tetapi terbukti dalam perbuatan.

Sebagai contoh, suatu hari seorang putra penguasa Yaman yang berpakaian serba mewah tiba di Madinah. Dia melihat Abu Bakar hanya mengenakan dua lembar kain warna coklat, yang selembar menutupi pinggang dan yang selembar lagi menutupi bagian badan lainnya. Pemuda itu begitu terharu melihat kesederhanaan sang Khalifah itu sehingga ia membuang pakaiannya yang indah itu untuk diganti dengan pakaian sederhana. Dia pun berkata, ''Di dalam Islam aku tidak menikmati kepalsuan seperti ini.''

Menjelang akhir hayat, Abu Bakar bertanya kepada petugas Baitul Mal tentang jumlah uang yang telah ia ambil sebagai tunjangan. Petugas itu memberi tahu bahwa beliau telah mengambil 6.000 dirham selama dua setengah tahun kekhalifahan. Ia lalu memerintahkan agar tanah miliknya dijual dan seluruh hasilnya diberikan kepada Baitul Mal demi kepentingan warga negaranya.

Bila bermaksud berlaku zalim terhadap rakyatnya, Abu Bakar tentu bisa karena kekuasaan ada padanya. Namun, keyakinannya kepada Allah SWT yang senantiasa melihat dan keyakinannya kepada Rasulullah saw sebagai pembawa risalah itu mencegahnya dari tindak kezaliman. Beliau sangat paham sabda Nabi saw, ''Tiada seorang hamba yang diberi kepercayaan oleh Allah untuk memimpin rakyat kemudian ia mati masih menipu rakyatnya melainkan Allah mengharamkan surga baginya.'' (HR Bukhari dan Muslim). Kapankah kaum Muslim memiliki pemimpin seperti Abu Bakar Sidiq?




0 komentar:

Posting Komentar

Harap komentar yang sopan dan jangan gunakan nama Anonymous. Terima kasih.

Kontak Kami

Bila anda tertarikn dengan training kami, silahkan menghubungi kami melalui jalur dibawah atau pesan langsung disamping.

Alamat Kantor:

Jl.Lidah Wetan Gg 2,No 1 A ,Lakarsantri (Surabaya)

Jam Bekerja:

Senin - Sabtu dari jam 07.00 - 16.00 WIB

Nomor Telepon dan email:

081 946 548 000/085 235 012 770 (Wahyudi)

E-mail:

yudi.wah48@yahoo.com (Wahyudi)