Mulutmu adalah harimau mu. Mungkin
itu tepat kalau diri kita tidak punya aturan yang baik dalam mengelola nikmat
lisan. Lha sebaiknya seperti apa? mari kita baca 9 nasehat Lisan ini:
@
Lisan adalah alat berbicara yang hanya akan mengeluarkan isi hati pembicara,
jadi apabila ada yang berbicara sebenarnya lebih memperjelas siapa yang
berbicara dibanding obyek pembicaraannya.
@
Dalam suatu perspektif, segala yang dikatakannya merupakan komentar terhadap
apa yang dibicarakan dari sudut pandang dirinya, sedangkan pada kenyataan yang
ada kita tetap harus merespon segala sesuatunya secara proporsional.
@
Perkataan terbesar adalah dari apa yang dilakukan bukan diucapkan. Oleh karena itu, lebih baik
banyak berkata dengan perbuatan daripada hanya berbuat dengan perkataan.
@
Sebaik-baik perkataan adalah perkataan yang dapat memberikan makna yang luas
dan mendalam dengan didukung oleh fakta yang tepat dan data yang akurat.
@
Setiap perkataan selain dapat membentuk keluar juga ke dalam diri, maka kita
harus berhati-hati dalam berkata-kata.
@
Manusia itu yang dipercaya adalah perkataannya. Oleh karena itu, efektivitas
pembicaraan sangat tergantung kepada tingkat kredibilitas sang pembicara.
@
Kata-kata adalah ungkapan hati nurani untuk menyampaikan maksud tertentu kepada
orang lain dalam bentuk bahasa lisan, tulisan, ataupun bahasa tubuh yang dapat
dipahami oleh orang yang dituju, dan diri kita adalah perkataan terbesar.
@
Untaian tutur kata yang terangkai begitu indah bagaikan mutiara mencerminkan
keindahan kepribadian sang pembicara.
@
Segala yang dipikirkan adalah untuk diri sendiri, tetapi apa yang diucapkan
adalah untuk orang lain. Oleh karena itu, kita harus berbicara dengan bahasa
yang bisa dipahami dan diterima oleh pendengar.
Semoga kita mampu menjalankan amanah Allah dengan lisan ini yang
senantiasa pada kebenaran.
===============================================
Silahkan baca juga :